Kamis, 15 September 2011

Fungsi dan Nilai Uang


D. Fungsi uang
Dalam kehidupan masyarakat dewasa ini, uang memegang peranan yang sangat penting. Bahkan uang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Sulit membayangkan orang dapat hidup tanpa uang. Dalam sistem perekonomian, uang mempunyai tujuan pokok, yaitu:
􀂐 memudahkan pertukaran barang dan jasa,
􀂐 dapat menghemat waktu dan tenaga untuk melangsungkan perdagangan.
Fungsi uang, berarti kegunaan uang itu bagi setiap orang, organisasi atau masyarakat yang memilikinya.
Fungsi uang yang sedemikian penting
itu dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: fungsi primer, fungsi sekunder, dan fungsi dinamis.
a. Fungsi asli atau fungsi primer
1. Uang sebagai alat tukar umum (medium of change)
Uang dapat mempermudah pertukaran barang dan jasa, serta memperlancar perekonomian. Jadi, uang dapat ditukarkan dengan berbagai jenis barang/jasa yang diperlukan secara mudah.
2. Uang sebagai alat satuan hitung (unit of account) atau pengukur nilai (standard of value)
Satuan hitung adalah nilai suatu barang dan jasa yang dinyatakan dengan uang. Sebagai satuan hitung
berarti uang dipergunakan sebagai alat untuk menunjukkan nilai barang dan jasa yang diperjualbelikan di pasar dan besarnya kekayaan yang bias dihitung berdasarkan penentuan harga barang tersebut. Atau bahwa uang itu dipakai sebagai satuan nuntuk mengukur nilai tukar atau harga barang.
b Fungsi turunan atau fungsi sekunder
Dengan adanya fungsi asli uang, muncullah fungsi-fungsi lain yang disebut fungsi turunan. Fungsi turunan dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Uang sebagai alat pembayaran yang sah (means of payment)
Pemerintah menetapkan, bahwa uang itu adalah tanda pembayaran yang sah. Artinya, uang itu harus diterima sebagai alat pembayaran yang sah. Uang berfungsi sebagai alat pembayaran yang dapat diterima oleh semua orang. Misalnya: untuk membayar pajak, gaji, jasa, denda, utang pemberian hadiah, penghargaan atas prestasi seseorang, pembelian barang, dan lain-lain.
2. Uang sebagai alat untuk menabung
Orang yang mempunyai kelebihan penghasilan dapat menyisihkan sebagian uangnya untuk ditabung atau disimpan di bank. Menurut J.M. Keynes,alasan seseorang menabung uangnya dalam bentuk tunai adalah untuk melakukan transaksi, berjaga- jaga, atau spekulasi. Karena kalau orang ingin menyimpan atau menabung, maka barang yang disimpan atau ditabung adalah uang.
3. Uang sebagai alat menimbun kekayaan (store value)
Dengan uang seseorang dapat menimbun kekayaan dengan cara membeli tanah, rumah, kendaraan,
dan perhiasan. Dengan uang seseorang akan lebih mudah menukarkan suatu barang dengan barang lain yang ia kehendaki.
4. Uang sebagai alat untuk menciptakan kesempatan kerja.
Orang dapat menggunakan uang untuk membuka lapangan kerja baru atau memperluas usahanya ia dapat mendirikan pabrik, membuka bengkel, membuka perkebunan atau usaha dagang. Semua usaha
itu dapat menyerap tenaga kerja, sehingga mengurangi pengangguran. Uang merupakan lambang kedudukan dalam masyarakat serta dasar kekuasaan ekonomi. Harapan untuk mendapatkan uang mendorong orang untuk bekerja dan berusaha.
5. Standar pembayaran utang (standard of deffered payment)
Uang disebut alat pembayaran yang sah, tidak hanya dalam hal jual beli barang dan jasa, tetap juga bila tidak ada balas jasa yang langsung diterima. Misalnya orang membayar pajak kepada negara, melunasi utang, dan membayar denda.
6. Penunjuk harga
Dalam perdagangan barang dan jasa, uang itu ditetapkan sebagai penunjuk harga untuk satuan barang atau jasa.
7. Alat pembentuk modal.
Jika seseorang atau beberapa orang mendirikan atau sedang menjalankan perusahaan maka modal perusahaan itu dinyatakan dengan uang.
c. Fungsi dinamis
Uang dapat menentukan kegiatan perekonomian
terutama dalam kegiatan moneter dan fiskal di
mana kebijakan yang dapat ditempuh oleh suatu
negara maupun oleh seseorang kadang-kadang dipengaruhi
oleh beredarnya uang di masyarakat,
sehingga pada gilirannya akan timbul kecenderungan-
kecenderungan terhadap pengaruh naiknya
barang-barang atau sebaliknya mungkin akan berakibat
turunnya harga barang-barang tersebut.
Sebagai contoh, kebijakan pemerintah dalam
bidang moneter dan fiskal untuk mengatasi inflasi
jelas sebagai akibat dari pengaruh uang secara dinamis,
yang mengakibatkan harga-harga barang
kebutuhan pokok naik secara drastis. Sebaliknya,
pemerintah akan melakukan kebijakan terhadap
arus beredarnya barang atau jasa di masyarakat.
Dengan demikian, pemerintah selalu berupaya
menstabilkan lalu lintas uang dan barang agar
dampak negatif dari fungsi uang secara dinamis
dapat digunakan sebagai salah satu derajat perkembangan
perekonomian bangsa secara positif.
4. Nilai Uang
a. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum
pada mata uang atau cap harga yang tertera
pada mata uang. Misalnya, seribu rupiah
(Rp1.000,00), atau lima ratus rupiah
(Rp500,00).

b. Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk
membuat mata uang, misalnya berapa nilai
emas dan perak yang digunakan untuk mata uang.

c. Nilai riil/nilai tukar uang adalah nilai uang yang
diukur dengan daya beli atau kemampuan uang
tersebut untuk membeli berbagai barang dan jasa
sesuai dengan harga yang berlaku

d. Nilai internal, yaitu nilai uang untuk dapat ditukar
dengan suatu barang. Misalnya uang Rp500,00 hanya dapat
ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan uang
Rp10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk bakso.
e. Nilai eksternal disebut juga kurs mata uang yaitu nilai tukar
mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain.
Contohnya, kurs mata uang dolar Amerika Serikat terhadap
rupiah adalah US$1 = Rp9.205,00
c. Nilai riil/nilai tukar
Nilai riil/nilai tukar uang adalah nilai uang yang
diukur dengan daya beli atau kemampuan uang
tersebut untuk membeli berbagai barang dan jasa
sesuai dengan harga yang berlaku. Daya beli tergantung
pada tingkat harga yang berlaku. Contoh:
pada musim panen harga gabah Rp 250,00/kg. Bila
kita mempunyai uang Rp 10.000,00; maka kita dapat
membeli 40 kg gabah. Tetapi pada musim paceklik
harga gabah Rp 400,00/kg, sehingga kita hanya
mampu membeli 25 kg gabah. Jadi, nilai tukar Rp
10.000,00 sama dengan 40 kg gabah pada musim
panen dan 25 kg gabah pada musim paceklik. Berdasarkan
daya belinya uang dibedakan menjadi:
􀂐 Nilai internal uang, yaitu daya beli uang dalam
hubungannya dengan sejumlah barang atau
jasa dalam negeri.
􀂐 Nilai ekternal uang, yaitu nilai uang dalam negeri
terhadap nilai uang luar negeri (kurs mata
uang asing).
Nilai internal uang berbanding terbalik dengan
harga barang. Artinya, jika harga barang dan jasa
naik, maka nilai internal uang akan turun sehingga
menyebabkan inflasi. Inflasi adalah keadaan di
mana harga barang mengalami kenaikan terusmenerus
karena jumlah uang yang beredar melebihi
kebutuhan. Kebalikan dari inflasi adalah deflasi.
Deflasi adalah keadaan yang menunjukkan harga
barang di masyarakat cenderung turun karena
uang yang beredar terlalu sedikit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar